28 Apr 2013

Mengerikannya Pohon di Neraka

Zaqqum adalah pohon di neraka yang buahnya menjadi makanan penghuni neraka, jika pohon ini diletakkan di dunia, maka akan hancur bumi beserta isinya.

Jika dimakan rasanya akan seperti kuningan yang dicairkan bahkan lebih buruk. Buah tersebut akan membakar wajah beserta organ dalam tubuh mereka. 

Penghuni neraka akan selalu lapar, mereka akan selalu tergesa-gesa kedasar neraka, untuk memakan apapun yang dapat mereka temukan. Didasar neraka ini mereka akan dipaksa memakan buah dari pohon Zaqqum.

Bahkan sebelum disentuh pun, bibir mereka akan terbakar sehingga nampaklah gigi mereka. Tidak hanya itu, mereka akan menelan duri yang akan merobekkan kerongkongan setelah buah itu ditelan. Sebelum buah itu sampai keperut, buah itu akan membakar dan mengeluarkan isi perut.

Istilah zaqqum ini digunakan dalam Al Quran ayat:
  • as Shafaat 62, 63, 66 dan 67, 68
  • al Israa 60,
  • ad Dhukan 43,
  • al Waqiaah 52.
''(Makanan surga) itulah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim.''
(As Shaffat:62 - 68 )

Rasulullah Shallahu'alaihi wa Sallam bersabda,
''Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia niscaya akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?''
(HR At-Tirmidzi,.)

Sungguh mengerikan membayangkannya. oleh karena itu marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Subhanahuwata'alaa selagi kesempatan itu ada.

Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyesal.
Wallahu A'lam

0 comments:

Posting Komentar