Sering aku bayangkan..
Suara nyanyian alam dikala petang..
Sering aku rindukan..
Sebuah kedamaian hidup bersama alam..
Jauh dari kebisingan kota..
Jauh dari kejahatan manusia..
Jauh dari kemunafikan orang orang pendusta..
Aku selalu merindukan Kampung halamanku yang penuh kesahajaan..
Aku selalu merindukan, kehidupanku yang penuh kejujuran..
Hidup damai meski serba kekurangan..
Hidup bahagia dan apa adanya meski jauh dari peradaban kota..
Hidup bebas tanpa tertidas, jauh dari manusia berwajah culas..
Terlalu lemah diriku..
kejujuran di tertawakan..
Kebaikan diperbudakkan..
Terlalu bodoh diriku..
Dianiaya diam saja..
Hanya mengharap upah dunia...
Jalan ku sudah di persimpangan..
Tampak jelas kedua perbedaan..
Saat ku bertanya pada Tuhan..
Dan meminta jawaban..
Kenapa diri ini masih saja kebingungan..
Ku berdoa dan meminta tanda..
Kini tanda sudah tampak di depan mata..
Tapi kenapa belum punya keberanian...
Wahai diri...
Apalagi yang kau cari..
Sepeser Nilai Tukar yang tak berarti..
Segudang alasan dan harapan masih saja kau jejali..
Sampai kapan kau korbankan perasaanmu..
Berperang melawan batinmu..
Wahai diri...
Allah telah menjaminmu...
Bumi Allah luas, RahmatNya tak terbatas, kau tau itu..
Lalu apalagi yg kau tunggu...
Pulanglah..
Jika kau hendak pulang...
Disini bukan tempatmu...
Apalagi yang merisaukan hatimu...
Wahai diri.. .
Bisamu cuma menangis...