Dunia dalam genggamanNya
“ Jika hanya dunia yang kau kejar, sungguh betapa tidak adilnya dunia ini.”
Kalimat ini pertama kali saya dengarkan pada saat mengikuti Training ESQ. Entah kenapa belakangan ini sering kali terngiang-ngiang di kepala saya.
Benar adanya bahwa dunia ini sungguh tidak adil. Tidak perlu jauh-jauh, ada teman satu kost yang tinggal di sebelah kamar saya. Beliau bekerja di galangan kapal. 7 hari dalam seminggu. Berangkat kerja jam 6.30 pagi dan baru pulang lagi jam 9.30 malam. Setiap hari seperti itu. Penghasilan, saya kira tidak lebih besar, minimal sama lah dengan saya yang bekerja dengan 5 hari kerja dari jam 7.30 pagi – 4.30 sore.
Kalau mau lihat ke sekeliling saya, bisa lebih banyak lagi saya temukan mereka yang bekerja lebih keras tapi dari segi pendapatan tidak seberapa.
Nah, kalau sudah di posisi mereka ini, mau bekerja sekeras apapun ya agak susah juga untuk mencapai kehidupan yang makmur. Sekalipun mungkin yang namanya kebahagiaan urusan masing-masing. Ada saja kan orang yang meskipun kehidupannya susah, namun masih bisa bahagia. Karena kebahagiaan letaknya ada di hati. Faktor internal, bukan faktor eksternal.
Memang betul ada sebuah ayat yang berbunyi :
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS.13 : 11)
Dan ini menjadi landasan kita untuk berusaha secara maksimal di dunia ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Bukan malah pasrah pada keadaan yang menempatkan kita di posisi sulit dan serba susah. Namun demikian, tetap hak prerogatif ada di tangan Allah untuk menentukan hasil dari setiap upaya kita.
Menjalani Peran Yang Diberikan Sebaik Mungkin
Alhamdulillah, bila kemudian setiap upaya yang kita lakukan mendapatkan ridho dari Allah dan kita berada pada posisi yang lebih baik. Minimal berkecukupan, meski tidak melimpah atau ultra kaya (walaupun menjadi kaya itu lebih bagus). Bagaimana ternyata bila kehendak Allah lain adanya. Bagaimana bila ternyata Allah memberikan kita peran kehidupan pada posisi yang susah tersebut. Mau protes?
Pada akhirnya kita harus ingat tujuan awal perjalanan hidup ini. Kenapa kita dilahirkan ke dunia, tidak lain sudah Allah jawab :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS.56 : 51)
Itulah tujuan hidup kita yang sebenarnya. Bila kita menjadi kaya, bagus. Karena itu akan menjadi penunjang ibadah kita. Dengan kekayaan tersebut, kita bisa berbuat baik lebih banyak lagi. Namun, andaikata kita diberi peran orang susah pun, tujuan hidup ini masih tetap sama. Tidak lain untuk beribadah kepada Allah.
Maha Besar Allah yang menggenggam alam semesta dan isinya
Di akhir hayat nanti pun kita akan kembali kepadaNya. Menanti hari dimana akan dimintai pertanggungjawaban atas janji kita kepada Allah, sebelum dilahirkan ke dunia ini.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi’. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)’.” (QS.7 : 172).
Bagaimana mempertanggungjawabkan janji ini? Tentu saja dengan beribadah kepada Allah, apapun keadaan kita. Baik itu dalam keadaan senang, maupun susah. Apapun peran kita di dunia, seyogyanya kita jalani sebaik mungkin. Dengan visi jangka panjang, jauh menembus alam akhirat nanti. Bagi yang bertaqwa, surga balasannya :
Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga ‘Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.” (QS.38 : 49-50)
Jika Hanya Dunia Yang Kau Kejar
Jika hanya dunia yang kau kejar, sungguh betapa tidak adilnya dunia ini. Jika tujuan jangka panjang (akhirat) yang kau kejar, setidaknya bila dunia tidak dalam genggamanmu masih ada kebahagiaan terakhir yang lebih kekal sebagai balasan atas seluruh pengadian dan ibadah kita selama hidup di dunia ini. Dan janji Allah adalah benar.
Kesimpulan dari semua yang saya tulis ini bukan bermaksud untuk mematahkan semua upaya Anda untuk menjadi lebih baik. Bukan bermaksud untuk membuat Anda semakin malas berjuang meraih kualitas hidup yang lebih baik. Justru agar kita semua (termasuk saya pribadi), menjadi lebih bersemangat dalam menjalani peran kita masing-masing dengan tetap berada pada garis tujuan dilahirkannya kita ke dunia ini, untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah Sang Pencipta.
Dan bila pada akhirnya peran kita hanya sebatas pada hidup yang berkecukupan, maka masih ada tujuan jangka panjang yang bisa kita kejar sesudah kehidupan dunia yang singkat ini berakhir.Jangan sampai jadi orang yang merugi. Sudah di dunia susah, di akhirat susah juga. Agar lebih semangat temukan saja nilai spiritual pada peran yang sedang kita jalani.
Jika taman dunia ini begitu indah, apalagi taman surga
Semoga Allah memudahkan semua urusan kita di dunia ini sehingga bisa menyempurnakan ibadah hingga rukun Islam yang ke-5. Amin…
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat.